Puguk Ku Indah, tentang kehidupan, Potografi,Pendidikan,Kesehatan,Cerita,Pengalaman.
Rabu, 25 Juli 2012
ISENG AJA YANG PENTING HAPPY
Selasa, 24 Juli 2012
Mengharapkan Lahirnya Guru yang Profesional
Chapter Profesi
Pendidikan
“Mengharapkan Lahirnya Guru yang Profesional”
Dosen Pengampu :
Dr. Osa Juarsa, M.Pd
Disusun oleh:
ZENDRO HAREFLEN
A1G010044
Tingkat IV A
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum,Wr
Wb
Alhamdulillah, Hanya
dengan pertolongan Allah SWT dan Rasa syukur kepada allah SWT, telah memberikan
kesehatan kepada saya Zendro Hareflen, hingga saya mampu menyelesaikan tugas
Profesi Pendidikan yang dibimbing oleh dosen kami Dr. Osa Juarsa, M.Pd. Berkat dosen kami, saya
selaku penulis mendapatkan judul yang paling menakjubkan, karna dari awal saya
membaca hingga menulis dan terbitnya chapter ini saya merasa menjadi orang yang
paling menakjubkan. Kenapa demikian? Karna saya selaku penulis dari awal mengambil
judul chapter dari buku Guru yang menakjubkan. Buku ini ditulis oloh Imam
Musbikin diterbitkan oleh Buku Biru dan judul chapter saya ambil dari Bab 4
“Mengharapkan Lahirnya Guru-Guru yang Profesional”. Shalawat beserta salam semoga selalu
tercurahkan kepada arwah Nabi Muhammas SAW, sahabat dan keluarga beliau. Amin
Chapter
ini Mengharapkan Lahirnya Guru-guru yang Profesional. hal ini Dilakukan untuk
menyempurnakan penyusunan dan penulisan hingga sekaligus bantuan pedoman untuk
penulisan.
Dengan
terbitnya chapter Mengharapkan lahirnya guru-guru yang pr ofesional, saya
mengucapkan terima kasih dan penghargaan semua orang yang mungkin sempat membaca dan
bisa memanpaatkan chapter ini dengan baik. Harapan saya kedepannya semoga
pelajaran ini sangat bermanpaat bagi diri saya dan orang banyak. Saya sebagai
pernulis juga hanya manusia biasa, maka dari itu kritikan serta saran dan
masukannya sangat diharapkan. Semoga sukses. Amin…!
Bengkulu, Juni 2012
Penulis
ZENDRO
HAREFLEN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Dimana yang telah kita ketahui bahwa
Manusia adalah mahluk sosial, dia tak pernah bisa berdiri sendiri, begitu pula
dengan guru juga membutuhkan teman, sahabat berbagi tentang persoalan
profesional yang dihadapi di kelas, di sekolah dan di lingkungan kerjanya. Guru perlu terus merawat irama kerja dan
motivasi profesionalnya lewat pertemuan dengan sesama guru yang konsen terhadap
sikap dan kualitas profesionalnya.
Suatu bangsa diperlukan pendidikan yang
bermutu, karena itu pendidikan yang bermutu membutuhkan guru yang
profesional. Sertifikasi Guru merupakan langkah awal menuju pembentukan
guru yang lebih profesional, setelah peroleh sertifikasi guru perlu lebih
terbuka, mengasah diri terhadap perkembangan yang terjadi di sekitarnya.
Perhatian Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah dalam hal kesejahteraan dan sarana pendidikan terus tumbuh
dan meningkat, sementara perhatian terhadap pengembangan kualitas profesional
guru belum cukup. Mengingat jumlah guru dan cakupan kompetensinya yang sangat
banyak dan beragam.
Sehinggah di lingkup pendidikan yang
terkecil yaitu sekolah, guru memegang peranan yang amat penting dan strategis.
Kelancaran proses seluruh kegiatan pendidikan terutama disekolah, sepenuhnya
berada dalam tanggung jawab para guru. Guru adalah seorang pemimpin yang harus
mengatur, mengawasi dan mengelola seluruh kegiatan proses pembelajaran di sekolah
yang menjadi lingkup tanggung jawabnya.
Dalam menghadapi tuntunan situasi
perkembangan zaman dan pembangunan nasional, sistem pendidikan nasional harus
dapat dilaksanakan secara tepat guna dan hasil guna dalam berbagai aspek
dimensi,jenjang dan tingkat pendidikan. Keadaan semacam itu pada gilirannya
akan menuntut para pelaksana dalam bidang pendidikan diberbagai jenjang untuk
mampu menjawab tuntutan tersebut melalui fungsi-fungsinya sebagai guru.
Guru memegang peranan yang sangat penting
dan strategis dalam upaya membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi
siswa dalam kerangka pembangunan pendidikan di Indonesia. Tampaknya kehadiran
guru hingga saat ini bahkan sampai akhir hayat nanti tidak akan pernah dapat
digantikan oleh yang lain, terlebih pada masyarakat Indonesia yang
multikultural dan multibudaya, kehadiran teknologi tidak dapat menggantikan
tugas-tugas guru yang cukup kompleks dan unik.
Oleh sebab itu, diperlukan guru yang
memiliki kemampuan yang maksimal untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional
dan diharapkan secara berkesinambungan mereka dapat meningkatkan kompetensinya,
baik kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, maupun profesional. Profesional
artinya dilaksanakan secara sungguh- sungguh dan didukung oleh para petugas
secara profesional. Petugas yang profesional adalah petugas yang memiliki
keahlian, tanggung jawab, dan rasa kesejawatan yang didukung oleh etika profesi
yanng kuat. Untuk menguji kompetensi tersebut, pemerintah menerapkan
sertifikasi bagi guru khususnya guru dalam jabatan. Penilaian sertifikasi
dilakukan secara portofolio.
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa guru
yang profesional merupakan salah satu indikator penting dari sekolah
berkualitas. Guru yang profesional akan sangat membantu proses pencapaian visi
misi sekolah. Mengingat strategisnya peran yang dimiliki oleh seorang guru,
usaha-usaha untuk mengenali dan mengembangkan profesionalisme guru menjadi
sangat penting untuk dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk memudahkan
penulis dalam menyusun makalah yang berjudul
Mengharapkan Lahirnya Guru yang Profesional, maka penulis
merumuskan beberapa permasalahan. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
A.
Guru
yang Baik itu Terlahir, Bukan Dibentuk
B.
Diharapkan
Lahir Guru-Guru Frofesional
C.
Mengapa
Kita Butuh Guru Profesional?
D.
Bagaimana
Tipe Guru yang Profesional?
E.
Beberapa
Cara Membentuk Guru yang Profesional
Makalah ini
disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Propesi
Pendidikan,juga untuk menambah wawasan kita mengenai
profesionalisme guru, dan diharapkan kita akan menjadi calon guru yang
profesional dan menakjubkan.
BAB
II
PEMEMBAHASAN
DARI BUKU
MENGHARAPKAN
LAHIRNYA GURU-GURU YANG PROFESIONAL
“Pendidik (guru) akan berhasil
menjalankan tugasnya apabila memiliki pikiran kreatif dan terpadu serta
mempunyai kompetensi professional religious.”
(Prof. Dr. H. Muhaimin, MA.)
(Prof. Dr. H. Muhaimin, MA.)
Disini
saya akan membahas tentang suatu harapan sebuah negara, bangsa, dan rakyat
untuk kemajuan pendidikan di Indonesia khusususnya profesi guru perlu
dikembangkan oleh karna itu timbul pertanyaan saya mengapa kita perlu mengharapkan lahirnya Guru-Guru yang
Profesional?. Saya juga pernah mendengar tentang kompetensi
professional,bahkan yang ini lebih menakjubkan. Adapun yang menakjubkan,yaitu
maksut dari kompetensi professional religious sebagaimana yang telah tersebut
di atas (Prof. Dr. H. Muhaimin, MA.) adalah kemampuan untuk menjalankan
tugasnya secara professional. Artinya, mampu membuat keputusan keahlian atas
beragamnya kasus serta mampu mempertanggung jawabkanya berdasarkan teori dan
wawasan keahliannya dalam perspektif Islam.
Firman Alah Swt.:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu
tidak mengetahui pengetahuan tentang hal itu, (karena) sesungguhnya
pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan ditanya.” (QS. Al-Israa’[17]:36).
2.1 Guru yang Baik itu Terlahir, Bukan Dibentuk
Dalam
sejarah Islam tercatat sebuah nama yang sangat popular, yaitu Zaid bin Tsabit
Ra., yang dikenal sebagai pencatat wahyu Ilahi yang diterima Nabi Muhamad saw.
Ketika itu. Nabi Saw. Melihat bahwa Zaid adalah seseorang yang berbajkat dalam
menguasai bahasa, sehingga beliau mendorongnya untuk belajar bahasa Yahusi dan
Bahasa Suryani.
Kisah Zaid ini dapat ita simak dari sebuah
riwayat yang dikemukakan dari sebuah riwayat yang dikemukakan oleh Abu Ya’la
dan Ibnu Asakir dari Zaid bin Tsabit, dia berkata, “Ketika Rasullullah Saw.
Sampai di madinah, oaring-orang menemui beliau, ‘Ya Rasulullah, ini adalah anak
dari Bani Hajar, Dia telah membaca dan menghafalkan ayat-ayat yang diturunkan
kepadamu sebanya 17 surat’. Maka, aku pun membacakanya dan ini membuat
Rasullullah Saw. Takjub akan kemampuanku. Beliau berkata, ‘Hai Zaid, elajarilah
kitab-kitab Yahudi, karena sesungguhnya aku tidak mempercayai sikap mereka
terhadap kitab-kitabku.’
Aku pun mempelajarinya selama lima belas hari,
hingga menguasai bahasa kaum Yahudi. Maka, aku pun menjadi penulis surat beliau
untuk dikirim pada kaum Yahudi dan membacakan apa yang mereka tulis untuk
beliau.”
Diriwayatkan pula oleh Abu Ya’la, Ibnu Asakir,
dan bIbnu Abu Daud, Zaid bin Tsabit berkata, “Suatu hari Rasulullah saw.
Bertanya kepadaku, “Apakah engkau menguasai bahaya Suryani?’ Aku menjawab,
‘Tidak.” Beliau memintaku untuk
mempelajarinya, kemudian aku pun dapat menguasai bahas Suryani dalam tujuh
belas hari.
Adala
pelajaran yang menarik yang bias kita ambil dari riwayat tersebut, bahwa
profesi tertentu itu akan lebih mudah dikuasai oleh seseorang apabila mereka
sejak lahir telah memiliki bakatnya. Dengan bakat itu, dia akan tumbuh dan
berkembang menjadi ahlihnya yang sangat professional. Zaid bin Tsabit memiliki
bakat ahli bahasa, karena itu dia hanya membutuhkan waktu lima belas hari untuk
menguasai bahasa Yahudi dan Tujuh Belas haru untuk menguasai Bahasa Suryani.
Karena bakatnya itu, kelak pada akhirnya dia menjadi ahli bahasa yang sangat
professional, sekaligus menjadi pencatat Al-Qur’an.
Contoh
orang memiliki bakat, lantas diketahui gurunya, sehingga akhirnya dikembangkan
secara optimal adalah Imam Bukhari, sang ahli hadits termasyhur. Pada awalnya,
Imam Bukhari mempelajari Fiqh. Karena gurunya Muhammad bin Hasan melihat ada
bakat lain “yang terpendam” dalam dirinya, maka beliau berkata kepadanya,
“Pergi dan pelajarilah ilmu-ilmu hadists!” Imam Bukhari pun lantas mengikuti
ssaran gurunya tersebut untuk mempelajari hadits. Mbelia adalah imam dari ara
ahli hadits. Nama beliau pun harum dalam khasanah keilmuan bidang hadits.
Dua
ksah diatas, membuktikan bahwa sesiapa yang ingin “terjun” dalam dunia keilmuan
dan profesinya, dia akan mencapai puncak kariernya apabila orang tersebut
menekuni profesinya sesuai denngan bakat yang dimilikinya sejak lahir. Karena
itulah, terkait dengan pembahasan kita sekarang ini maka sebenarnya guru yang terbaik bagi murid-muridnya adalah
yang sejak lahir telah memiliki bakat-bakat sebagai yang hanya dibentuk oleh lingkungan sekitar.
Sebab, guru yang hanyadibentuk oleh lingkunngannya tak jarang dalam menjalankan
tugasnya, hanya asal-aslan dan kurang bias mengarah pada sasaran yang
dikehendaki.
Guru
yang sejak lahir telah memiliki bakat-bakat sebagai seseorang pendidik, selain
mereka mudah menguasi bidang yang akan diajarkan, insya Allah juga kan memiliki kewibawan yang cukup sehingga murid
dan masyarakat sekitar benar-benar akan “mengakui bedanya” meskipun dia tidak
mentakan dia sebagai seorang guru. Dmikian pula dalam menyampaikan materi
pelajaran, tentu akan mudah dicerna dan dipahami oleh murid-muridnya.
Lebih dari itu, apa yang disampaikannya,
tiadak sebatas perkataan belaka, namun tercermin pula dalam setiap tingkah
lakunya. Sehingga, baik perkataan dan perbuatanya, benar-benar bias menjadi
contoh yang patut diteladani bagi murid-muridnya.
“Hendaklah
guru mengamalkan ilmuna, jangan perkataannya membohongi perbuatannya.
Perumpamaan guru yang membimbing murid, bagaikan ukiran dengan tanah liat atau
bayangan dengan tongkat. Bagaimana mungkin tanah liat dapat terukir sendidri
tanpa ada alata untuk mengukirnya dan bagaiman mungkin bayangan akan lurus
kalau bengkok tongkatnya, demikian perumpamaan al-Ghazali tentang guru yang
baik, yang selaras antara ucapan dan perbuatan.
2.2 Diharapkan lahir guru-guru Profesional
Beberapa waktu lalu, ada sekitar
1000 guru dari penjuruh tanah air yang berpatipasi dalam Konferensi Guru
Indonesia pada tanggal 27-28 November 2007 di Jakarta. Sepuluh guru yang telah
dipilih segera didaulat untuk
mempersentasikan makalah mereka pada sesi paripurna konfersi tersebut. Acara
ini diharapkan bias memberikan warna baru bagi lahirnya guru-guru professional
yang kelak bias menjadi kebanggaan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Kita perlu menyadari bahwa banyak
guru dinegeri ini belum memiliki standar professional. Menikmati kegiatan
belajar adalah penting, tetapi menjadi guru professional memerlukan sesuatu
yang lain lagi. Mengajar adalah pekerjaan yang begitu sulit dan penuh tuntunan,
tapi sayangnya mereka yang mempunyai profesi ini tidak dibekali pelatihan
pengajaran yang memadai. Belum lagi, mereka sering kekurangan dukungan dari
orang tua dan masyarakat, yang merupakan stakebolder
lain dalam dunia pendidikan
nasional. Di samping peran penting mereka, para guru pada umumnya ada
dirangking bawah dalam strata sosio-ekonomi, dan lebih semua dari itu, mungkin
mereka kekurangan kesempatan untuk berkembang.
Tentu saja kita gembira mendengar
bahwa tujuan dari konferensi itu adalah untuk mengembangkan
kemampuan,pengetahuan,serta rasa percaya diri paada guru dalam mengoplarasi
pendekatan baru untuk mengajar , sebagaimana dikatakan oleh Kenneth J Cock,
direktur dari Sampurna Foundation
Teachers Institute yang menangani konferensi ini. Lebih lagi, kita bias
belajar dari negara-negara maju tentang bagaimana cara meningkatkan kemampuan
mengajar. Para guru Amerika,China,dan Jepang menyatakan bahwa mereka sengaja
memilih guru sebagai sebuah profesi.
Lantasan, pertanyaannya, mengapa
mereka memilih karier dibidang pengajaran sebagai pilihan pertama? Alasan yang
mendasar, karena kebudayaan di tiga negara itu menghormati mereka yang punya
perhatian pada anak-anak. Gaji, kebanggaan, kondisi kerja, dan liburan musim
panas dilihat sebagi hal yang kurang penting. Para guru semata-mata mencintai
mengajar anak-anak.
Memang,sebagian telah kita uraikan,
bahwa guru yang baik itu adalah yang terahir, bukan guru yang dibentuk.
Pengajaran yang baik terjadi jika guru mempunyai kepandaian khusus dalam
mengajar murid. Ini secara umum diterima dibanyak kejuruan pendidikan, bahwa
mengajar adalah seni yangtidak bias diajarkan. Dalam kaitannya dengan hal ini,
diasumsikan bahwa para guru akan mendapatkan sedikit dari prlatihan tentang
bagaiman untuk merancang dan mengajarkan
pelajaran yang efektif berdasarkan kebutuhan murid. Kursus-kursus dalam metode
pengajaran didesain untuk melyani tujuan-tujuan yang berbeda.
Di
asia guru yang professional atau yang ideal adalah seorang penyaji
yangmempunyai keterampilan. Guru yang terampil pasti berusaha keras untuk
menyempurnakan resentasi dari tiap pembelajaran. Di amerika serikat, ara guru
dipandang sukses jika mereka inovatif, inventif, dan orsinil. Dalam pendapat
saya, guru-guru kita di Indonesia khususnya diprovinsi Bengkulu ini haruslah
memenuhi empat syarat, yakni harus mampu menerangkan sesuatu hal itu yang
jelas, kepekaan terhadap kebutuhan individu masing-masing murid, antusiesme
mengajar di kelas, punya komitmen dan standar yang tinggi untuk murid dan
sabar.
2.3 Mengapa kita butuh Guru Profesional?
Menyangkut pertanyaan mengapa kita
Butuh Guru Profesional, berangkali disini kita akan merujuk pada kasus yang
terjasi pada Zaman Rasulullah Saw. Ketika beliau bersabda, “kamu sekalian lebih
mengetahui tentang urusan duniamu.” (HR. Muslim dari Anas).
Hadis tersebut mempunyai sababul wurud (sebab yang mendahului
turunya hadits). Jadi dapat kita
simpulkan bahwa yang dimaksut dengan hadis tersebut adalah pemahaman secara
kontekstual. Jadi sebuah penghargaan terhadap keahlian profesi ataupun bidang
keahlian itu sebenarnya mempunya bidang masing-masing. Kenapa demikian? Yang
pastinya jawabannya karna profesi seorang guru tentunya lebih mengetahui
tentang dunia pendidikan daripada para tentara dan lain-lainnya.
Petunjuk Nabi Saw. Tentang penghargaan terhadap keahlian profesi
dan bidang keahlian itu bersifat universal. Semuanya ini menyangkut
bermacam-macam keahlian profesi dan bidang keahlian diberbagai macam-macam
bidang, termasuk diantaranya adalah profesi sebagai guru. Karena itu, mengapa
kita sangat membutuhkan guru-guru professional? Tak lain, karena setiap biddang
akan mencapai kesuksesadan kejayaan apabila ditangani oleh para ahlinya.
Masalah ekonomi akan mudah menggapai kemajuan
bila ditangani oleh ahli ekonomi, masalah penyakit akan mudah diatasi oleh para
dokter yang ahli dibidangnya, maslah hutan akan mudah dilestarikan oleh para
ahli dibidang kehutanan, dan masalah pendidikan akan mudah mencapai tujuannya
bila ditangani oleh guru-guru yang professional.
Inilah yang terkandung dalam hadits
Rasulullah Saw. Yang berbunyi:
“Allah
menurunkan penyakit dan menurunkan pula obatnya, diketahui oleh yang mengetahui
(ahlinya) dan tidak akan diketahui oleh orang yang tidak mengerti.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
“Barang
siapa mengobati sedang dia tidak dikenal sebagai ahli pengobatan, maka di
bertanggung jawab.” (HR. Ibnu Majah).
2.4 Bagaimana
Tipe Guru yang Profesioanal?
Guru-guru di Indonesia dituntut
secara terus menerus mengembangkan kemampuan profesionalnya. Lantas, guru yang
bagaimana yang professional? Dalam buku Planing
for Teaching An Introduction to Education, bahwa ada delapan cirri guru
professional. Pertama, adanya komitmen bahwa mengajar adalah jabatan yang lebih
menjunjung tinggi nilai kemanusian daripada sekedar mencari keuntungan pribadi.
Kedua, memiliki suatu tingkat pendidikan jabatan. Ketiga, memiliki kemampuan
intelektual yang tinggi dan mampu memecahkan maslah berkaitan dengan profesi.
Keempat, senantiasa menambah pengetahuan tentang profesi keguruan. Kelima,
selalu belajar untuk mendalami keahlian khusus. Keenam, menjadi anggota
organisasi profesi guru. Ketjuh, menjunjung tinggi kode etik guru. Kedelapan,
memandang jabatan mengajar sebagai karier hidup.
2.5
Beberapa Cara Membentuk Guru yang Profesional
Presiden
doeharto pernah menyatakan tentang betapa pentingnya peranan guru dalam
mencerdaskan dan memajkan bangsa. Ara guru harus terus meningkatkan kemampuan
profesionalnya. Menurutnya guru professional adalah guru yang benar-benar
menyadari peran dan tanggung jawab yang dipikulnya. Dengan majnya kehidupan
masyarakat, maka makin besar pula tuntutan peningkatan profesionalisme guru.
Semakin meningkatannya akan informasi akan
mempermudah masyarakat, termasuk anak didik, memperoleh pengetahuan yang
diinginkannya. Maka dari itu, guru dituntut untuk memilii informasi yang makin
bannyak dan makin luas agar tidak tertinggal dengan arus perkembangan
masyarakat.
Guru
juga bukanlah hanya sebagai seorang tokoh yang berdiri didepan kelas untuk
mengajarkan berbagai mata pelajaran, melainkan harus dapat membentuk anak didik
dalam akhlaqul karimah. Maka, dalam
era globalisasi ini, guru juga banyak dituntut memiliki wawasan yang cukup luas
dalam berbagai segi yang merupakan cerminan dari professional.
Semakin
panjang pembahasan maslah guru, terpikir dibenak hati ini. Lantas bagaimana
caranya membentuk guru yang professional ini? Atau bagaimana caranya supaya
guru-guru yang belum professional dalam tugasnya menjadi guru yang professional,
sementara yang sudah dianggap professional menjadi lebih professional lagi?
Setidaknya, ada empat program yang yang dapat dikembangkan dalam rangka
pembentukan guru professional itu. Keempat program itu adalah: (1) preservice, (2) in-service education (3)
in-service training (4) on-service training.
Motivasi terhadap guru yang sudah mengajar
agar dapat memperoleh pendidikan yang lebih tinggi juga perlu dilakukan; ini
merupakan bagian dari program in-service education.
Salah satu tugas guru adalah melakukan
pengembangan profesi, seperti penulisan karya ilmiah/karya tulis dibidang
pendidikan. Suatu program yang disebut on-service
training merupakan suatuatu kegiatan yang dapat dilakukan dengan mengadakan
pertemuan berkala atau rutin diantara para guru yang mempunyai bagian sama,
sehingga terjadi tukar pikiran diantara para guru itu dalam mencari alternative
pemecahannya.
Dengan
merealisasikan program-program diatas serta berbagai program lainnya ditambah
adanya perbaikan kondisi kesejahteraan guru, serta dilaksanakan “formasi terbuka” (open formation) melalui kenaikan pangkat dengan angka kredit,
diharapkan guru mempunyai daya kompititif dan berkeunggulan komparatif atas
tugasnya. Sehingga, pada giliranya akan tercipta guru professional. Insya Allah.
Akhirnya mari kita tutup pembahasan ini kali
ini dengan dua sabda Rasulullah SAW.:
“Allah
tidak melihat fisik dan harta kalian, tetapi Allah melihat hati dan perbuatan
kalian.” (HR> Muslim, Ibnu Majah dan Ahmad)
“Beramallah (bekerjalah dengan giat) untuk
(kepentingan) duniamu, seolah-olah kamu hidup selama-lamanya, dan beramallah
(dengan giat) untuk (kepentingan) akhiratmu, seolah-olah kamu akan mati esok
pagi (HR. Ibnu ‘Asyakir)”.
BAB
III
PEMBAHASAN
TINJAUAN
BERDASARKAN DARI SUMBER LAIN
MENGHARAPKAN LAHIRNYA GURU-GURU YANG
PROFESIONAL
Langganan:
Postingan (Atom)