3456

3456
Lawang Sewu

Tugu Muda Semarang

Selasa, 26 Juni 2012

Bimbingan Konseling Manajemen dan Pendukung Sistem Bimbingan di SD


Bimbingan Konseling
Manajemen dan Pendukung Sistem Bimbingan di SD


Dosen Pengampu:
Dra. Hj. Afifatus Sholihah, M.Pd

Disusun Oleh: Kelompok 1
1.    Ana Maria                             (A1G010025)
2.    Nanda Masyitah                   (A1G010043)
3.    Zendro Hareflen                   (A1G010044)
Tingkat   IV A

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012




KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah Swt atas segala rahmat, hidayah serta petunjuk-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Bimbingan Konseling  dengan pembahasan Manajemen dan Pendukung Sistem Bimbingan di SD . Dalam makalah ini akan diuraikan mengenai struktur program bimbingan di SD, pengembangan program bimbingan, keterpaduan program bimbingan dalam KBM, organisasi dan administrasi bimbingan di SD.
Dalam penyelasaian tugas ini tentunya banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Bimbingan Konseling di kelas IVA serta anggota kelompok yang telah bekerjasama dengan baik sehingga tugas ini selesai tepat pada waktunya.
Apabila dalam penulisan makalah ini banyak kesalahan,  kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan selanjutnya. Kami berharap kiranya makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan calon guru pada khususnya dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari, untuk dapat menerapkannya dengan baik sehingga dapat menjadi guru profesional.


Bengkulu,      Maret 2012

        Penulis




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2.  Rumusan Masalah........................................................................................... 1
1.3.  Tujuan.............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1.  Struktur Program Bimbingan di SD................................................................ 2
2.2.  Pengembangan Program Bimbingan............................................................... 6
2.3.  Keterpaduan program bimbingan dalam KBM............................................... 9
2.4.  Organisasi dan administrasi bimbingan di SD................................................ 10


BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 13
3.2 Saran ................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 14


BAB I
PENDAHULUAN

1.1           Latar Belakang
Pendekatan perkembangan dalam bimbingan di SD memberi peluang untuk menata struktur program bimbingan yang komprehensif meliputi layanan dasar bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individual, dan pendukung sistem. Perlunya lanyanan dasar bimbingan berfungsi sebagai pengembangan karena merupakan upaya menyiapkan isi bimbingan secara sistematik bagi seluruh murid.
Pengembangan program bimbingan di SD diawali dengan menelaah karakteristik dan kebutuhan murid SD. Bertolak dari hakikat pendidikan di SD, keterbatasan dukungan tenaga untuk melaksanakan bimbingan, maka implementasi bimbingan di SD terpadu dengan kegiatan belajar mengajar (KBM). Untuk melaksanakan program layanan bimbingan ini dapat berjalan dengan baik, maka hendaknya didukung oleh organisasi dan kelengkapan administrasi bimbingan di SD. Tidak hanya dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan namun diperlukan juga adanya kerjasama antar kepala sekolah, guru kelas/guru pembimbing, guru mata pelajaran dan pengawas selaku personil organisasi.

1.2           Rumusan Masalah
1.    Apa saja yang mencakup ke dalam struktur program bimbingan di SD?
2.    Bagaimana pengembangan dalam program bimbingan?
3.    Apa yang dimaksud dengan keterpaduan program bimbingan dalam KBM?
4.    Apa saja organisasi dan administrasi bimbingan di SD?

1.3           Tujuan
Untuk menambah wawasan bimbingan konseling, memahami struktur program bimbingan di SD, memiliki pengetahuan dalam pengembangan program bimbingan di SD,
memiliki wawasan tentang keterpaduan program bimbingan dalam KBM serta memahami organisasi dan ragam administrasi bimbingan di SD.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Struktur Program Bimbingan di SD
    Suktur program bimbingan perkembangan yang komprehensif terdiri atas empat komponen, yaitu:
a.    Layanan Dasar Bimbingan
b.    Layanan ResponsifS
c.    Sistem Perencanaan Individual
d.   Pendukung Sistem (muro dan kottman, 1995, Sara Chapman, dkk., 1993)

1.        Layanan Dasar Bimbingan
     Tujuan layanan dasar bimbingan adalah membantu seluruh murid dalam mengembangkan keterampilan dasar untuk kehidupan. Komponen ini merupakan landasan bagi program bimbingan perkembangan. Isi layanan dasar bimbingan adalah hal-hal umum yang perlu dikembangkan bagi seluruh murid melalui layanan bimbingan konseling dalam mmembantu murid mengembangkan keterampilan hidup dan perilaku efektif. Fungsi layanan bimbingan bersifat pengembangan karena merupakan upaya menyiapkan isi bimbingan secara sistemik bagi seluruh murid.
     Bidang bimbingan yang bobot materinya lebih berkaitan dengan layanan dasar bimbingan adalah bimbingan pribadi. Bimbingan pribadi lebih terfokus pada upaya membantu peserta didik mengembangkan aspek-aspek kepribadian yang menyangkut pemahaman diri dan lingkungan, kemampuan memecahkan masalah, konsep diri, kehidupan emosi, identitas diri, dan bimbingan menjadi pribadi yang mandiri.
     Contoh materi program bimbingan perkembangan di SD mencakup :
1.    Self-esteem
2.    Motivasi berprestasi
3.    Keterampialan pengambilan keputusan merumuskan tujuan, dan membuat perencanaan
4.    Keterampilan pemechan masalah
5.    Keefektifan dalam hubungan antar pribadi
6.    Keterampilan berkomunikasi
7.    Keefektifan dalam memahami lintas budaya
8.    Perilaku yang bertanggung jawab
            Layanan dasar bimbingan perkembangan memiliki cakupan dan urutan bagi pengembangan kopetensi murid. Materi kurikulum diajarkan dengan unit fokus pada hasil (outcome-focused) dan pengajaran yang beriorentasi tujuan (objective-based lesson) bagi murid adalam kelompok kecil atau kelas. Kurikulum dirancang untuk menggunakan material dan sumber-sumber lainnya, dan memerlukan strategi penilaian. Pengajaran dalam layanan dasar bimbingan diawali sejak pengalaman pertama murid  masuk sekolah, dengan materi yang diselaraskan dengan usia dan tahapan perkembangan murid SD.

2.        Layanan Responsif (Resvonsive Services)
     Tujuan komponen layanan responsif adalah mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi siswa yang muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosial pribadi, karir, dan masalah pengembangan pendidikan. Isi layanan responsif adalah hal-hal yang menjadi kepedulian siswa dalam jangka pendek yang terjadi dan dirasakan, saat ini yang perlu mendapat intervensi bimbingan konseling.       Sekalipun layanan ini merespon kepedulian siswa. Beberapa topik telah didentifikasi sebagai topik yang memiliki prioritas dan relevan dalam adegan sekolah dasar. Topik yang menjadi prioritas di Texas pada tahun 190an adalah:
1.    Kesuksesan akademik
2.    Masalah bunuh diri pada kalangan remaja dan anak
3.    Kenakalan anak
4.    Masalah putus sekoalah
5.    Penyalahgunaan obat
6.    Kehamilan pada usia sekoalah
Topik-topik yang relevan dengan masalah-masalah sekolah seperti:
1.    Kehadiran
2.    Sikap dan perilaku terhadap sekolah
3.    Hubungan dengan teman sebaya
4.    Keterampilan studi
5.    Penyesuaian disekolah baru
6.    Isu-isu yang muncul selama atau setelah intervensi terhadap kejadian-kejadian traumatik.

Sedangkan topik-topik yang berkaitan dengan masalah-masalah pribadi adalah:
1.    Ketidakmampuan menentukan karir
2.    Pilihan lanjutan sekolah
3.    Kematian anggota keluarga atau teman
4.    Masalah perceraian
5.    Masalah keluarga
6.    Masalah seksual
     Layanan responsif bersifat reventif dan remedial. Preventif dengan memberikan intervensi terhadap siswa agar mereka terhindar dari pilihan yang tidak sehat atau memadai atau membawa anak agar mampu menentukan pilihan pada situasi tertentu. Remedial dengan memberikan intervensi terhadap siswa yang telah memiliki pillihan yang  salah atau mereka tidak memiliki kemampuan dalam memecahkan masalahnya.
Prioritas pemberian layanan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak. Program bimbingan yang komprehensif mencakup pula pemberian layanan bagi siswa yang memiliki karekteristik tertentu seperti siswa berbakat, program pendidikan khusus, program pendidikan jabatan anak yang berpindah-pindah.
     Teknik pemberian layanan berupa konsultasi individual atau siswa dalam kelompok kecil mengamati siswa untuk mengedintifikasi masalah konsultasi dengan guru dan orang tua bersama guru dan orang tua membuat program rujukan untuk program atau spesialis lain melakukan kordinasi dengan ahli lain, dan melakukan pengawasan terhadap kemajuan siswa. Jika memungkinkan melaksanakan pelatihan dan pengawasan oleh fasilitator sebaya. Terkadang konselor melaksanakan layanan bimbingan untuk merespon tuntunan guru berkenaan dengan penyelesaian masalah kelompok anak tertentu seperti masalah persaingan atau stres dikalangan siswa berbakat.
Bidang bimbingan yang kental berbobot layanan responsif meliputi:
a. Bimbingan belajar
b. Bimbingan social
c. Konseling

3.        Sistem perencanaan individual
     Tujuan sistem perencanaan individual adalah membimbing siswa untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir, dan mengembangkan sosial pribadi oleh dirinya sendiri. Isi perencanaan individual  adalah hal-hal yang menjadi kebutuhan siswa untuk memahami secara khusus tentang perkembangan dirinya sendiri. Dengan demikian perencanaan individual ditujukan untuk memandu seluruh siswa. Layanan yang diberikan lebih bersifat individual karena didasarkan atas perencanaan tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing individu.
     Konselor dapat menggunakan berbagai narasumber-staf, informasi kegiatan serta memfokuskan nara sumber untuk seluruh siswa dan membantu siswa secara individual untuk mengembangkan dan mengimplementasikan perencanaan pribadi. Melalui sistem perencanaan individual, siswa dapat :
1.    Mempersiapkan pendidikan karir, tujuan sosial pribadi yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja dan masyarakatnya
2.    Merumuskan rencana untuk menggapai tujuan jangka pendek, jangka menengah dan tujuan jangka panjang
3.    Menganalisis apa kekuatan dan kelemahan dirinaya dalam rangka pencapaian tujuannya
4.    Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya
5.    Mengambil keputusan yang mereflesikan perencanaan dirinya

     Guru-guru hendaknya memberikan prioritas  terhadap pemberian bantuan bagi siswa dan mengimplementasikan perencananan individual dengan fokus siswa, perencanaan pendidikan dan karir. Contoh materi program diantaranya, penafsiran hasil yang standar. Aktivitas perkembangan karir (umpamanya kegiatan hari karir), strategi mengatasi transisi melanjutkan sekolah, pra pendaftaran kursus, membantu siswa dalam melaksanakan riset dan memberikan uang bagi siswa sekolah menengah atau pelatiahan.
            Konselor melakukan bimbingan kelompok dan melakukan konsultasi dengan penasehat akademik dan orang tua. Mereka bertanggung jawab menjaga keakuaratan dan kebermaknaan interpretasi hasil tes dan informasi hasil penafsiran lainnya baik bagi siswa, guru, maupun orang tua siswa. Konselor melakukan koordinasi dan konsultasi dengan pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam memberikan informasi pendidikan dan karir, serta prosedur dimana guru memberi rekomindasi penempatan. Mereka memberikan rujukan dan konsultasi berkenaan dengan prosedur  pemberian rujukan bagi siswa-siswa yang membutuhkan program pendidikan tertentu, seperti siswa berbakat, siswa yang memiliki dwibahasa siswa yang krisis pendidikan khusus pendidikan jabatan dan pendidikan pengganti.

a.    Pendukung Sistem
                             Komponen pendukung sistem lebih diarahkan pemberian layanan dan kegiatan       manajemen yang tidak secara langsung bermanfaat bagi siswa. Layanan mencakup :
1.    Konsultasi dengan guru-guru
2.    Dukungan bagi program pendidikan oran tua dan upaya-upaya masyarakat yang berhubungan
3.    Partisipasi dalam kegiatan sekolah dalam rangka peningkatan perencanaan dan tujuan
4.    Implementasi dan progaram standarisasi instrumen tes
5.    Kerjasama dalam melaksanakan riset yang releven
6.    Memberikan masukan terhadap pembuat keputusan dalam kurikulum pengajaran, berdasarkan prespektif siswa

      Kegiatan manajemen diperlukan untuk menjamin peluncuran progaram bimbingan yang bermutu. Materi program manajemen antara lain :
1.    Pengembangan dan manajemen program bimbingan
2.    Pengembangan staf bimbingan
3.    Pemanfaatan suber daya masyarakat
4.    Pengembangan penulisan kebijakan, prosedur dan pedoman pelaksanaan bimbingan

2.2 Pengembangan Program Bimbingan
     Tugas pokok guru di sekolah dasar dalam melaksanakan bimbingan adalah: menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya (keputusan Menpan Nomor 93, 1995). Penyusunan program bimbingan konseling adalah membuat rencana pelayanan bimbingan konseling dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir.
a.       Pengumpulan Data Siswa
     Salah satu tujuan dari keseluruhan bimbingan di SD adalah identifikasi awal tentang identitas murid, kemampuan, keberbakatan dan keterbatasan murid, serta kondisi sosial ekonomi orang tua murid. Kegiatan pengumpulan data umumnya dilaksanakan pada setiap tahun ajaran baru.


b.      Layanan Orientasi dan Pemberian Informasi
Bagi murid kelas 1 SD pengalaman memasuki sekolah merupakan pengalaman pertama sekolah yang sesungguhnya. Kesan pertama sangat penting, karena akan mendasari sikap murid selanjutnya terhadap sekolah. Layanan Orientasi dan Pemberian Informasi pada awal memasuki sekolah merupakan kegiatan yang strategis. Dalam kegiatan ini murid diperkenalkan dengan guru-guru, kelas tempatnya belajar, ruang perpustakaan, ruang UKS, WC, dan fasilitas sekolah lainnya, tata tertib sekolah, cara belajar, dan cara bergaul. Mengingat anak SD masih kecil maka orang tua dilibatkan dalam kegiatan prientasi dan pemberian informasi. Agar orang tua menjelaskan kembali kepada anaknya dengan gaya bahasa yang lebih bisa dipahami. Hal ini merupakan bentuk dari bimbingan kepada orang tua agar lebih memahami serta meningkatkan bantuannya terhadap perkembangan anaknya disekolah.
Pelaksanaan pemberian informasi terhadap orang tua selain pada awal catur wulan (cawu) 1 kelas 1, juga pada kelas 3, 4, dan 6. Pada cawu kelas 3 dan 4 terjadi penambahan mata pelajaran dan waktu belajar, sementara perhatian orang tua cenderung menurun karena anak dianggap sudah mulai mandiri. Sedangkan pada cawu 1 kelas 6, pertemuan dengan orang tua penting, karena murid akan menghadapi EBTA/EBTANAS yang sangat menentukan untuk kelanjutan studi ke SLTP.

c.       Layanan Penempatan dan Penyaluran
     Layanan penempatan dan penyaluran yang perlu dikembangkan di SD mencakup; layanan penempatan dan penyaluran khusus bagi kelas 1, penempatan dan penyaluran dalam kegiatan ekstrakurikuler, serta penempatan dalam kelas unggulan.
1.    Layanan Penempatan dan Penyaluran bagi Kelas 1
                        Pengalaman prasekolah mempengaruhi kemampuan murid dalam belajar di sekolah. Para siswa kelas 1 SD memiliki pengalaman prasekolah yang berbeda-beda baik ketika di TK maupun di rumah. Kemampuan murid kelas 1 sangat beragam. Ada murid yang telah menguasai kemampuan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung ada yang belum. Dalam peraturan TK belum boleh mengajarkan membaca, menulis dan berhitung (calistung), namun dalam kenyataan banyak TK yang telah mengenalkannya, termasuk orang tua di rumah. Sementara ketika masuk ke SD juga tidak boleh mengadakan seleksi, lebih-lebih dalam mensukseskan program Wajar 9 tahun.
                        Keragaman kemampuan dasar ini merepotkan guru kelas 1 dalam melaksanakan KBM. Akibat keragaman kemampuan awal, dalam pelajaran ada anak yang cepat menguasai, ada pula anak yang lambat menguasai. Ketika guru membantu murid yang belum menguasai, kelas menjadi ribut.
            Andaikata ketika masuk kelas 1 diadakan seleksi sederhana dalam kemampuan membaca, menulis dan berhitung, maka hasil seleksi ini berguna untuk keperluan penempatan, bukan menerima atau menolak calon murid. Hasil seleksi dapat dimanfaatkan untuk pengelompokan dalam kelas berdasarkan kemampuan, ada kelas unggul, kelas menengah dan kelas asor (Model SD Gentra Masekdas). Model pengelompokan kelas berdasarkan kemampuan dapat dicobakan dalam satu gugus sekolah. Tetapi jika model demikian belum memungkinkan, hasil seleksi dapat dimanfaatkan untuk penempatan tempat duduk. Anak yang belum menguasai kemampuan dasar calistung disuruh duduk dibangku sebelah depan supaya mudah dibantu guru. Alternatif lain, dimungkinkan pula anak yang telah menguasai kemampuan dasar calistung duduk sebangku dengan yang belum menguasai, sehingga dapat berperan sebagai tutor sebaya. Model penempatan dan penyaluran seperti ini dapat diterapkan dalam kelas-kelas selanjutnya termasuk dalam kelompok belajar tambahan.
                        Model penempatan di SD priangan memiliki ciri khas tersendiri. Seleksi dilaksanakan hanya berdasarkan perbedaan usia. Para murid yang memiliki usia dibawah 6 tahun dikelompokan dalam kelas khusus (kelas kecil) selama dua tahun. Setelah memasuki kelas 3 baru mereka  diintegrasikan kedalam kelas biasa.
2.    Layanan Penempatan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
                        Salah satu daya tarik SD bermutu adalah karena banyak melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler, seperti: olahraga, kesenian, bahasa inggris, komputer, dan pramuka. Banyaknya pilihan kegiatan ekstrakurikuler terkadang membingungkan anak. Para murid umumnya ingin mengikuti semua kegiatan yang ditawarkan sekolah. Dalam kondisi seperti ini, guru SD diharapkan memiliki pemahaman tentang bakat dan kemampuan anak, sehingga mmpu menempatkan murid dalam kegiatan ekstrakurikuler yang paling cocok.
3.    Layanan penempatan dan penyaluran dalam kelas unggulan
                        Siswa yang direkrut menjadi siswa kelas unggulan adalah siswa kelas dengan pertimbangan bahwa siswa kelas IV telah mulai dapat berpikir rasional baaik pada SD inti maupun SD imbas. Cara mendapatkan siswa kelas unggulan, dengan cara merekrut semua siswa yang memenuhi persyaratan yang berada dilingkungan gugus tempat diselenggarakan kelas unggulan.

2.3 Keterpaduan program bimbingan dalam KBM
                 Sampai saat ini dalam sistem pendidikan sekolah dasar, layanan bimbingan masih menjadi tugas terpadu dari guru kelas. Namun demikian pelaksanaan bimbingan di sekolah dasar tetap menghendaki dukungan manajerial yang memadai. Mengingat hal-hal seperti itu, maka dalam upaya penyelenggaraan layanan bimbingan disekolah dasar perlu dipertimbangkan aspek-aspek sebagai berikut ini.
1.    Aspek Program
Program bimbingan perlu dikembangkan bertolak dari kebutuhan dan masalah nyata yang ada di sekolah. Program bimbingan di sekolah dasar bisa menyangkut bimbingan belajar, pribadi dan sosial serta bimbingan karir. Sementara itu isi bimbingan dari jenis bimbingan tersebut perlu dikembangkan secara relevan dengan konsep dan kebutuhan nyata yng dihadapi para peserta didik sekolah dasar di dalam perkembangannya. Perangkat tugas yang harus diselesikan peserta didik dapat menjadi panduan umum bagi pengembangan program bimbingan di sekolah dasar.
2.    Aspek Ketenagaan
Dengan mempertimbangkan kondisi dan sistem yang berlaku selama ini disekolah dasar, guru kelas dipandang sebagai personil yang paling mungkin melaksanakan layanan bimbingan. Jika demikian halnya maka seorang guru sekolah dasar perlu memiliki pemahaman yang tepat dan keterampilan yang memadai untuk melaksanakan layanan bimbingan.
3.    Aspek Prosedur/teknik
Seperti ungkapan diatas bahwa bimbingan disekolah dasar lebih beroriantasi kepada pengembangan. Oleh karena itu sistem peluncuran bimbingan di sekolah dasar menghendaki keterpaduan antara pendekatan dan teknik intruksional dengan transaksional. Pengembangan iklim pembelajaran yang kondusif bagi pengambangan perilaku efektif baik yang menyangkut mengembangan perilaku belajar, pribadi dan sosial serta pengembangan karir sebagai stategi yang efektif untuk digunakan di sekolah dasar.
4.    Daya dukung lingkungan
Bimbingan adalah sub sistem yang terpadu dalam sistem pendidikan sekolah. Proses bimbingan hanya akan berjalan dengan baik jika mendapat tempat yang layak dalam sistem itu, sehingga layanan bimbingan akan dirasakan memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Para guru bukanlah petugas yang dapat bekerja sendiri tanpa bantuan dan dukungan manajerial, sosial, maupun sarana fisik merupakan salah satu faktor penting dari upaya peningkatan mutu pelaksanaan bimbingan sekolah dasar.

2.4  Organisasi dan Administrasi Bimbingan di SD
a.    Organisasi
                             Pemerintah telah memiliki rencana mengangkat guru pembimbing sesuai PP 38 tentang Tenaga Kependidikan, paling tidak untuk satu kecamatan guru pembimbing. Dengan adanya kelas unggulan, kebutuhan akan guru pembimbing semakin dirasakan. Sebetulnya telah ada lulusan jurusan bimbingan namun belum diberikan tugas secara khusus. Mekanisme organisasi dan administrasi bimbingan di SD telah digariskan dalam Buku Petunjuk Bimbingan dan Penyuluhan di SD (Depdikbud, 1994) seperti uraian berikut ini.

b.    Uraian Tugas Personil
1.    Kepala Sekolah
     Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan, termasuk layanan  bimbingan, tugasnya:
a.    Mengkoordinasikan kegiatan layanan bimbingan
b.    Menyediakan tenaga, sarana dan fasilitas yang diperlukan
c.    Melakukan supervisi terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan layanan bimbingan
2.    Guru Kelas/Guru Pembimbing
Sebagai pelaksanaan pelayanan bimbingan, tugasnya:
a.    Merencanakan program bimbingan, rencana mengidentifikasi siswa bermasalah (anak berbakat, anak berkelainan)
b.    Koordinasi dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran
c.    Melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dengan mengintegrasikan pada mata pelajaran masing-masing
d.   Menilai proses dan hasil layanan bimbingan
e.    Menganalisa hasil penilaian layanan bimbingan
f.     Tindak lanjut atau alih tangan berdasarkan hasil penilaian
g.    Membantu siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler
3.    Guru Mata Pelajaran
a.    Melaksanakan bimbingan melalui proses belajar mengajar sesuai mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya
b.    Berkonsultasi dengan guru kelas/guru pembimbing berkaitan dengan bimbingan
c.    Bekerjasama dengan guru kelas/guru pembimbing dalam hal pengembangan program bersama/terpadu

c.    Pengawasan
            Pengawasan bimbingan baik secara teknis maupun administratif diperlukan            untuk menjamin terlaksananya layanan bimbingan secara tepat yang berfungsi:     memantau, menilai, memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan kegiatan       layanan bimbingan di Sekolah Dasar. Pengawasan dilaksanakan dari tingkat nasional       di Direktorat Pendidikan Dasar, wilayah di Seksi Pendidikan dasar, kabupaten dan           kecamatan berada pada penilik TK/SD.

d.      Sarana dan Prasarana
1.    Alat Pengumpul Data
     Seperti format-format, pedoman observasi, pedoman wawancara, angket, catatan harian, daftar nilai prestasi belajar, kartu konsultasi.
2.    Alat Penyimpan Data
     Seperti: kartu pribadi, buku pribadi, map dan sebagainya
3.    Perlengkapan Teknis
     Seperti: buku pedoman/petunjuk, buku informasi(pribadi-sosial pendidikan dan karier), paket bimbingan (pribadi, belajar dan karier)
4.    Perlengkapan Admnistratif
     Seperti: blanko surat, agenda surat, alat-alat tulis dan sebagainya.
a.    Ruang bimbingan
b.    Guru bisa juga menggunakan ruang perpustakaan untuk berkonsultasi. Idealnya,  ruangan bimbingan terdiri atas ruang tamu, ruang konsultasi, ruang diskusi, ruang dokumentasi dilengkapi meja, kursi, lemari, papan tulis, rak.

e.       Anggaran Biaya
            Diperlukan untuk menunjang kegiatan layanan bimbingan seperti biaya surat menyurat, transportasi, penataran, pembelian alat.

f.       Kerjasama
1.      Kerjasama dengan pihak di dalam sekolah
     Kerjasama ini antara lain guru kelas dengan guru mata pelajaran lainnya serta tenaga administrasi sekolah.
2.      Kerjasama dengan pihak di luar sekolah
     Kerjasama ini antara lain orang tua murid, Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3), organisasi profesi, Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI), puskesmas, psikolog, lembaga pemerintah dan swasta serta organisasi kemasyarakatan yang relevan.











BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
     Layanan dasar bimbingan berfungsi sebagai pengembangan karena merupakan upaya menyiapkan isi bimbingan secara sistematik bagi seluruh murid. Layanan tersebut meliputi layanan responsif, layanan perencanaan individual, dan pendukung sistem.
     Tugas pokok guru di sekolah dasar dalam melaksanakan bimbingan adalah: menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang mejadi tanggung jawabnya.
     Keterpaduan program bimbingan dalam KBM perlu mempertimbangkan aspek program, aspek ketenagaan, aspek prosedur/teknik dan daya dukung lingkungan. Untuk melaksanakn program layanan bimbingan, maka diperlukan organisasi dan administrasi bimbingan di sekolah yang bersangkutan.

3.2 Saran
Kita sebagai calon guru hendaknya memahami dengan baik mengenai manajemen pendukung sistem bimbingan di sekolah dasar serta mempelajari lebih banyak lagi mengenai program layanan bimbingan.




DAFTAR PUSTAKA


Kartadinata, Sunaryo dkk. 1998. Bimbingan di Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah dasar (Primary School Teacher Development Project).