Bimbingan Konseling
Manajemen dan
Pendukung Sistem Bimbingan di SD
Dosen
Pengampu:
Dra. Hj. Afifatus Sholihah, M.Pd
Disusun
Oleh: Kelompok 1
1.
Ana Maria (A1G010025)
2.
Nanda Masyitah (A1G010043)
3.
Zendro Hareflen (A1G010044)
Tingkat IV A
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur
kami ucapkan atas kehadirat Allah Swt atas segala rahmat, hidayah serta
petunjuk-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Bimbingan Konseling dengan pembahasan Manajemen dan Pendukung Sistem Bimbingan di SD . Dalam makalah ini akan diuraikan mengenai struktur program bimbingan di
SD, pengembangan program bimbingan, keterpaduan program bimbingan dalam KBM, organisasi dan administrasi bimbingan di SD.
Dalam penyelasaian
tugas ini tentunya banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, tidak
lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Bimbingan
Konseling di kelas IVA serta anggota kelompok yang telah bekerjasama dengan
baik sehingga tugas ini selesai tepat pada waktunya.
Apabila dalam penulisan makalah ini banyak kesalahan, kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan selanjutnya. Kami
berharap kiranya makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan calon guru pada khususnya dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan
sehari-hari, untuk dapat menerapkannya dengan baik sehingga dapat menjadi guru
profesional.
Bengkulu, Maret 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang................................................................................................ 1
1.2. Rumusan
Masalah........................................................................................... 1
1.3. Tujuan.............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Struktur
Program Bimbingan di SD................................................................ 2
2.2. Pengembangan
Program Bimbingan............................................................... 6
2.3. Keterpaduan
program bimbingan dalam KBM............................................... 9
2.4. Organisasi
dan administrasi bimbingan di SD................................................ 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 13
3.2 Saran ................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendekatan perkembangan dalam bimbingan di SD memberi peluang untuk
menata struktur program bimbingan yang komprehensif meliputi layanan dasar
bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individual, dan pendukung
sistem. Perlunya lanyanan dasar bimbingan berfungsi sebagai pengembangan karena
merupakan upaya menyiapkan isi bimbingan secara sistematik bagi seluruh murid.
Pengembangan program bimbingan di SD diawali dengan menelaah
karakteristik dan kebutuhan murid SD. Bertolak dari hakikat pendidikan di SD,
keterbatasan dukungan tenaga untuk melaksanakan bimbingan, maka implementasi
bimbingan di SD terpadu dengan kegiatan belajar mengajar (KBM). Untuk melaksanakan
program layanan bimbingan ini dapat berjalan dengan baik, maka hendaknya
didukung oleh organisasi dan kelengkapan administrasi bimbingan di SD. Tidak
hanya dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan namun diperlukan
juga adanya kerjasama antar kepala sekolah, guru kelas/guru pembimbing, guru
mata pelajaran dan pengawas selaku personil organisasi.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa saja yang mencakup ke dalam struktur program
bimbingan di SD?
2.
Bagaimana pengembangan dalam program bimbingan?
3.
Apa yang
dimaksud dengan keterpaduan program
bimbingan dalam KBM?
4.
Apa saja organisasi dan
administrasi bimbingan di SD?
1.3
Tujuan
Untuk menambah wawasan bimbingan konseling, memahami struktur program
bimbingan di SD, memiliki pengetahuan dalam pengembangan program
bimbingan di SD,
memiliki wawasan tentang keterpaduan program
bimbingan dalam KBM serta memahami organisasi dan ragam administrasi bimbingan di SD.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur Program
Bimbingan di SD
Suktur program
bimbingan perkembangan yang komprehensif terdiri atas empat komponen, yaitu:
a. Layanan Dasar
Bimbingan
b.
Layanan ResponsifS
c.
Sistem Perencanaan Individual
d.
Pendukung Sistem (muro dan kottman, 1995, Sara Chapman,
dkk., 1993)
1.
Layanan Dasar Bimbingan
Tujuan
layanan dasar bimbingan adalah membantu seluruh murid dalam mengembangkan
keterampilan dasar untuk kehidupan. Komponen ini merupakan landasan bagi
program bimbingan perkembangan. Isi layanan dasar bimbingan adalah hal-hal umum
yang perlu dikembangkan bagi seluruh murid melalui layanan bimbingan konseling
dalam mmembantu murid mengembangkan keterampilan hidup dan perilaku efektif.
Fungsi layanan bimbingan bersifat pengembangan karena merupakan upaya
menyiapkan isi bimbingan secara sistemik bagi seluruh murid.
Bidang
bimbingan yang bobot materinya lebih berkaitan dengan layanan dasar bimbingan
adalah bimbingan pribadi. Bimbingan pribadi lebih terfokus pada upaya membantu
peserta didik mengembangkan aspek-aspek kepribadian yang menyangkut pemahaman
diri dan lingkungan, kemampuan memecahkan masalah, konsep diri, kehidupan
emosi, identitas diri, dan bimbingan menjadi pribadi yang mandiri.
Contoh
materi program bimbingan perkembangan di SD mencakup :
1.
Self-esteem
2.
Motivasi berprestasi
3.
Keterampialan pengambilan keputusan merumuskan tujuan, dan
membuat perencanaan
4.
Keterampilan pemechan masalah
5.
Keefektifan dalam hubungan
antar pribadi
6.
Keterampilan berkomunikasi
7.
Keefektifan dalam memahami
lintas budaya
8.
Perilaku yang bertanggung jawab
Layanan dasar bimbingan
perkembangan memiliki cakupan dan urutan bagi pengembangan kopetensi murid.
Materi kurikulum diajarkan dengan unit fokus pada hasil (outcome-focused) dan pengajaran yang beriorentasi tujuan (objective-based lesson) bagi murid adalam kelompok kecil
atau kelas. Kurikulum dirancang untuk menggunakan
material dan sumber-sumber lainnya, dan memerlukan strategi penilaian.
Pengajaran dalam layanan dasar bimbingan diawali sejak pengalaman pertama
murid masuk sekolah, dengan materi yang
diselaraskan dengan usia dan tahapan perkembangan murid SD.
2.
Layanan Responsif (Resvonsive
Services)
Tujuan
komponen layanan responsif adalah mengintervensi masalah-masalah atau
kepedulian pribadi siswa yang muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan
dengan masalah sosial pribadi, karir, dan masalah pengembangan pendidikan. Isi
layanan responsif adalah hal-hal yang menjadi kepedulian siswa dalam jangka
pendek yang terjadi dan dirasakan, saat ini yang perlu mendapat intervensi
bimbingan konseling. Sekalipun
layanan ini merespon kepedulian siswa. Beberapa topik telah didentifikasi
sebagai topik yang memiliki prioritas dan relevan dalam adegan sekolah dasar.
Topik yang menjadi prioritas di Texas pada tahun 190an adalah:
1.
Kesuksesan akademik
2.
Masalah bunuh diri pada kalangan remaja dan anak
3.
Kenakalan anak
4.
Masalah putus sekoalah
5.
Penyalahgunaan obat
6.
Kehamilan pada usia sekoalah
Topik-topik yang
relevan dengan masalah-masalah sekolah seperti:
1.
Kehadiran
2.
Sikap dan perilaku terhadap
sekolah
3.
Hubungan dengan teman sebaya
4.
Keterampilan studi
5.
Penyesuaian disekolah baru
6.
Isu-isu yang muncul selama atau
setelah intervensi terhadap kejadian-kejadian traumatik.
Sedangkan
topik-topik yang berkaitan dengan masalah-masalah pribadi adalah:
1.
Ketidakmampuan menentukan karir
2.
Pilihan lanjutan sekolah
3.
Kematian anggota keluarga atau
teman
4.
Masalah perceraian
5.
Masalah keluarga
6.
Masalah seksual
Layanan responsif bersifat
reventif dan remedial. Preventif dengan memberikan intervensi terhadap siswa agar
mereka terhindar dari pilihan yang tidak sehat atau memadai atau membawa anak
agar mampu menentukan pilihan pada situasi tertentu. Remedial dengan memberikan
intervensi terhadap siswa yang telah memiliki pillihan yang salah atau mereka tidak memiliki kemampuan
dalam memecahkan masalahnya.
Prioritas pemberian
layanan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak. Program bimbingan yang
komprehensif mencakup pula pemberian layanan
bagi siswa yang memiliki karekteristik tertentu seperti siswa berbakat, program
pendidikan khusus, program pendidikan jabatan anak yang berpindah-pindah.
Teknik pemberian layanan berupa
konsultasi individual atau siswa dalam kelompok kecil mengamati siswa
untuk mengedintifikasi masalah konsultasi dengan guru dan orang tua bersama
guru dan orang tua membuat program rujukan untuk program atau spesialis lain
melakukan kordinasi dengan ahli lain, dan melakukan pengawasan terhadap
kemajuan siswa. Jika memungkinkan melaksanakan pelatihan dan pengawasan oleh
fasilitator sebaya. Terkadang konselor melaksanakan layanan bimbingan untuk
merespon tuntunan guru berkenaan dengan penyelesaian masalah kelompok anak
tertentu seperti masalah persaingan atau stres dikalangan siswa berbakat.
Bidang bimbingan
yang kental berbobot layanan responsif meliputi:
a. Bimbingan belajar
a. Bimbingan belajar
b. Bimbingan social
c. Konseling
3.
Sistem perencanaan individual
Tujuan
sistem perencanaan individual adalah membimbing siswa untuk merencanakan,
memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir, dan mengembangkan sosial
pribadi oleh dirinya sendiri. Isi perencanaan individual adalah hal-hal yang menjadi kebutuhan siswa
untuk memahami secara khusus tentang perkembangan dirinya sendiri. Dengan
demikian perencanaan individual ditujukan untuk memandu seluruh siswa. Layanan
yang diberikan lebih bersifat individual karena didasarkan atas perencanaan
tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing individu.
Konselor
dapat menggunakan berbagai narasumber-staf, informasi kegiatan serta memfokuskan
nara sumber untuk seluruh siswa dan membantu siswa secara individual untuk
mengembangkan dan mengimplementasikan perencanaan pribadi. Melalui sistem
perencanaan individual, siswa dapat :
1.
Mempersiapkan pendidikan karir, tujuan
sosial pribadi yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang
sekolah, dunia kerja dan masyarakatnya
2.
Merumuskan rencana untuk
menggapai tujuan jangka pendek, jangka menengah dan tujuan jangka panjang
3.
Menganalisis apa kekuatan dan
kelemahan dirinaya dalam rangka pencapaian tujuannya
4.
Mengukur tingkat pencapaian tujuan
dirinya
5.
Mengambil keputusan yang mereflesikan
perencanaan dirinya
Guru-guru hendaknya memberikan
prioritas terhadap pemberian bantuan
bagi siswa dan
mengimplementasikan perencananan individual dengan fokus siswa, perencanaan
pendidikan dan karir. Contoh materi program diantaranya, penafsiran hasil yang
standar. Aktivitas perkembangan karir
(umpamanya kegiatan hari karir), strategi mengatasi transisi melanjutkan
sekolah, pra pendaftaran
kursus, membantu siswa dalam melaksanakan riset dan memberikan uang bagi siswa
sekolah menengah atau pelatiahan.
Konselor melakukan
bimbingan kelompok dan melakukan konsultasi dengan penasehat akademik dan orang
tua. Mereka bertanggung jawab menjaga keakuaratan dan kebermaknaan interpretasi
hasil tes dan informasi hasil penafsiran lainnya baik bagi siswa, guru, maupun
orang tua siswa. Konselor melakukan koordinasi dan konsultasi dengan pihak-pihak
yang bertanggung jawab dalam memberikan informasi pendidikan dan karir, serta prosedur dimana guru memberi rekomindasi penempatan.
Mereka memberikan rujukan dan konsultasi berkenaan
dengan prosedur pemberian rujukan bagi
siswa-siswa yang membutuhkan program pendidikan tertentu, seperti siswa berbakat,
siswa yang memiliki dwibahasa siswa yang krisis pendidikan
khusus pendidikan jabatan dan pendidikan pengganti.
a.
Pendukung Sistem
Komponen pendukung
sistem lebih diarahkan pemberian layanan dan kegiatan manajemen yang tidak secara
langsung bermanfaat bagi siswa. Layanan mencakup :
1.
Konsultasi dengan guru-guru
2.
Dukungan bagi program pendidikan
oran tua dan upaya-upaya masyarakat yang berhubungan
3.
Partisipasi dalam kegiatan sekolah
dalam rangka peningkatan perencanaan dan tujuan
4.
Implementasi dan progaram
standarisasi instrumen tes
5.
Kerjasama dalam melaksanakan
riset yang releven
6.
Memberikan masukan terhadap
pembuat keputusan dalam kurikulum pengajaran, berdasarkan prespektif siswa
Kegiatan manajemen diperlukan
untuk menjamin peluncuran progaram bimbingan yang bermutu. Materi program
manajemen antara lain :
1.
Pengembangan dan manajemen
program bimbingan
2.
Pengembangan staf bimbingan
3.
Pemanfaatan suber daya masyarakat
4.
Pengembangan penulisan kebijakan,
prosedur dan pedoman pelaksanaan bimbingan
2.2 Pengembangan
Program Bimbingan
Tugas pokok guru di sekolah dasar dalam
melaksanakan bimbingan adalah: menyusun program bimbingan, melaksanakan program
bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan
bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik
yang menjadi tanggung jawabnya (keputusan Menpan Nomor 93,
1995). Penyusunan program bimbingan konseling adalah
membuat rencana pelayanan bimbingan konseling dalam
bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir.
a.
Pengumpulan Data Siswa
Salah
satu tujuan dari keseluruhan bimbingan di SD adalah identifikasi awal tentang
identitas murid, kemampuan, keberbakatan dan keterbatasan murid, serta kondisi
sosial ekonomi orang tua murid. Kegiatan pengumpulan data umumnya dilaksanakan
pada setiap tahun ajaran baru.
b.
Layanan Orientasi dan Pemberian
Informasi
Bagi murid kelas 1
SD pengalaman memasuki sekolah merupakan pengalaman pertama sekolah yang
sesungguhnya. Kesan pertama sangat penting, karena akan mendasari sikap murid
selanjutnya terhadap sekolah. Layanan Orientasi dan Pemberian Informasi pada
awal memasuki sekolah merupakan kegiatan yang strategis. Dalam kegiatan ini
murid diperkenalkan dengan guru-guru, kelas tempatnya belajar, ruang
perpustakaan, ruang UKS, WC, dan fasilitas sekolah lainnya, tata tertib
sekolah, cara belajar, dan cara bergaul. Mengingat anak SD masih kecil maka
orang tua dilibatkan dalam kegiatan prientasi dan pemberian informasi. Agar
orang tua menjelaskan kembali kepada anaknya dengan gaya bahasa yang lebih bisa
dipahami. Hal ini merupakan bentuk dari bimbingan kepada orang tua agar lebih
memahami serta meningkatkan bantuannya terhadap perkembangan anaknya disekolah.
Pelaksanaan
pemberian informasi terhadap orang tua selain pada awal catur wulan (cawu) 1
kelas 1, juga pada kelas 3, 4, dan 6. Pada cawu kelas 3 dan 4 terjadi
penambahan mata pelajaran dan waktu belajar, sementara perhatian orang tua
cenderung menurun karena anak dianggap sudah mulai mandiri. Sedangkan pada cawu
1 kelas 6, pertemuan dengan orang tua penting, karena murid akan menghadapi
EBTA/EBTANAS yang sangat menentukan untuk kelanjutan studi ke SLTP.
c.
Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan
penempatan dan penyaluran yang perlu dikembangkan di SD mencakup; layanan
penempatan dan penyaluran khusus bagi kelas 1, penempatan dan penyaluran dalam
kegiatan ekstrakurikuler, serta penempatan dalam kelas unggulan.
1.
Layanan Penempatan dan Penyaluran
bagi Kelas 1
Pengalaman
prasekolah mempengaruhi kemampuan murid dalam belajar di sekolah. Para siswa
kelas 1 SD memiliki pengalaman prasekolah yang berbeda-beda baik ketika di TK
maupun di rumah. Kemampuan murid kelas 1 sangat beragam. Ada murid yang telah
menguasai kemampuan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung ada yang belum.
Dalam peraturan TK belum boleh mengajarkan membaca, menulis dan berhitung
(calistung), namun dalam kenyataan banyak TK yang telah mengenalkannya,
termasuk orang tua di rumah. Sementara ketika masuk ke SD juga tidak boleh
mengadakan seleksi, lebih-lebih dalam mensukseskan program Wajar 9 tahun.
Keragaman
kemampuan dasar ini merepotkan guru kelas 1 dalam melaksanakan KBM. Akibat
keragaman kemampuan awal, dalam pelajaran ada anak yang cepat menguasai, ada
pula anak yang lambat menguasai. Ketika guru membantu murid yang belum
menguasai, kelas menjadi ribut.
Andaikata
ketika masuk kelas 1 diadakan seleksi sederhana dalam kemampuan membaca, menulis
dan berhitung, maka hasil seleksi ini berguna untuk keperluan penempatan, bukan
menerima atau menolak calon murid. Hasil seleksi dapat dimanfaatkan untuk
pengelompokan dalam kelas berdasarkan kemampuan, ada kelas unggul, kelas
menengah dan kelas asor (Model SD Gentra Masekdas). Model pengelompokan kelas
berdasarkan kemampuan dapat dicobakan dalam satu gugus sekolah. Tetapi jika
model demikian belum memungkinkan, hasil seleksi dapat dimanfaatkan untuk
penempatan tempat duduk. Anak yang belum menguasai kemampuan dasar calistung
disuruh duduk dibangku sebelah depan supaya mudah dibantu guru. Alternatif
lain, dimungkinkan pula anak yang telah menguasai kemampuan dasar calistung
duduk sebangku dengan yang belum menguasai, sehingga dapat berperan sebagai tutor
sebaya. Model penempatan dan penyaluran seperti ini dapat diterapkan dalam
kelas-kelas selanjutnya termasuk dalam kelompok belajar tambahan.
Model
penempatan di SD priangan memiliki ciri khas tersendiri. Seleksi dilaksanakan
hanya berdasarkan perbedaan usia. Para murid yang memiliki usia dibawah 6 tahun
dikelompokan dalam kelas khusus (kelas kecil) selama dua tahun. Setelah
memasuki kelas 3 baru mereka
diintegrasikan kedalam kelas biasa.
2.
Layanan Penempatan dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler
Salah
satu daya tarik SD bermutu adalah karena banyak melaksanakan kegiatan
ekstrakurikuler, seperti: olahraga, kesenian, bahasa inggris, komputer, dan
pramuka. Banyaknya pilihan kegiatan ekstrakurikuler terkadang membingungkan
anak. Para murid umumnya ingin mengikuti semua kegiatan yang ditawarkan
sekolah. Dalam kondisi seperti ini, guru SD diharapkan memiliki pemahaman
tentang bakat dan kemampuan anak, sehingga mmpu menempatkan murid dalam
kegiatan ekstrakurikuler yang paling cocok.
3.
Layanan penempatan dan penyaluran
dalam kelas unggulan
Siswa
yang direkrut menjadi siswa kelas unggulan adalah siswa kelas dengan
pertimbangan bahwa siswa kelas IV telah mulai dapat berpikir rasional baaik
pada SD inti maupun SD imbas. Cara mendapatkan siswa kelas unggulan, dengan
cara merekrut semua siswa yang memenuhi persyaratan yang berada dilingkungan
gugus tempat diselenggarakan kelas unggulan.
2.3 Keterpaduan program bimbingan dalam KBM
Sampai saat ini dalam sistem
pendidikan sekolah dasar, layanan bimbingan masih menjadi tugas terpadu dari
guru kelas. Namun demikian pelaksanaan bimbingan di sekolah dasar tetap
menghendaki dukungan manajerial yang memadai. Mengingat hal-hal seperti itu,
maka dalam upaya penyelenggaraan layanan bimbingan disekolah dasar perlu
dipertimbangkan aspek-aspek sebagai berikut ini.
1.
Aspek Program
Program bimbingan
perlu dikembangkan bertolak dari kebutuhan dan masalah nyata yang ada di
sekolah. Program bimbingan di sekolah dasar bisa menyangkut bimbingan belajar,
pribadi dan sosial serta bimbingan karir. Sementara itu isi bimbingan dari
jenis bimbingan tersebut perlu dikembangkan secara relevan dengan konsep dan
kebutuhan nyata yng dihadapi para peserta didik sekolah dasar di dalam
perkembangannya. Perangkat tugas yang harus diselesikan peserta didik dapat menjadi
panduan umum bagi pengembangan program bimbingan di sekolah dasar.
2.
Aspek Ketenagaan
Dengan
mempertimbangkan kondisi dan sistem yang berlaku selama ini disekolah dasar,
guru kelas dipandang sebagai personil yang paling mungkin melaksanakan layanan bimbingan.
Jika demikian halnya maka seorang guru sekolah dasar perlu memiliki pemahaman
yang tepat dan keterampilan yang memadai untuk melaksanakan layanan bimbingan.
3.
Aspek Prosedur/teknik
Seperti ungkapan
diatas bahwa bimbingan disekolah dasar lebih beroriantasi kepada pengembangan.
Oleh karena itu sistem peluncuran bimbingan di sekolah dasar menghendaki
keterpaduan antara pendekatan dan teknik intruksional dengan transaksional.
Pengembangan iklim pembelajaran yang kondusif bagi pengambangan perilaku efektif
baik yang menyangkut mengembangan perilaku belajar, pribadi dan sosial serta
pengembangan karir sebagai stategi yang efektif untuk digunakan di sekolah
dasar.
4.
Daya dukung lingkungan
Bimbingan adalah
sub sistem yang terpadu dalam sistem pendidikan sekolah. Proses bimbingan hanya
akan berjalan dengan baik jika mendapat tempat yang layak dalam sistem itu,
sehingga layanan bimbingan akan dirasakan memberikan kontribusi terhadap
pencapaian tujuan pendidikan. Para guru bukanlah petugas yang dapat bekerja
sendiri tanpa bantuan dan dukungan manajerial, sosial, maupun sarana fisik
merupakan salah satu faktor penting dari upaya peningkatan mutu pelaksanaan
bimbingan sekolah dasar.
2.4 Organisasi dan Administrasi Bimbingan di SD
a.
Organisasi
Pemerintah telah
memiliki rencana mengangkat guru pembimbing sesuai PP 38 tentang Tenaga
Kependidikan, paling tidak untuk satu kecamatan guru pembimbing. Dengan adanya
kelas unggulan, kebutuhan akan guru pembimbing semakin dirasakan. Sebetulnya
telah ada lulusan jurusan bimbingan namun belum diberikan tugas secara khusus. Mekanisme
organisasi dan administrasi bimbingan di SD telah digariskan dalam Buku
Petunjuk Bimbingan dan Penyuluhan di SD (Depdikbud, 1994) seperti uraian
berikut ini.
b.
Uraian Tugas Personil
1.
Kepala Sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiatan
pendidikan, termasuk layanan bimbingan,
tugasnya:
a.
Mengkoordinasikan kegiatan
layanan bimbingan
b.
Menyediakan tenaga, sarana dan
fasilitas yang diperlukan
c.
Melakukan supervisi terhadap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan layanan bimbingan
2.
Guru Kelas/Guru Pembimbing
Sebagai pelaksanaan pelayanan
bimbingan, tugasnya:
a.
Merencanakan program bimbingan,
rencana mengidentifikasi siswa bermasalah (anak berbakat, anak berkelainan)
b.
Koordinasi dengan kepala sekolah
dan guru mata pelajaran
c.
Melaksanakan kegiatan layanan
bimbingan dengan mengintegrasikan pada mata pelajaran masing-masing
d.
Menilai proses dan hasil layanan
bimbingan
e.
Menganalisa hasil penilaian
layanan bimbingan
f.
Tindak lanjut atau alih tangan
berdasarkan hasil penilaian
g.
Membantu siswa dalam kegiatan
ekstra kurikuler
3.
Guru Mata Pelajaran
a.
Melaksanakan bimbingan melalui
proses belajar mengajar sesuai mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya
b.
Berkonsultasi dengan guru
kelas/guru pembimbing berkaitan dengan bimbingan
c.
Bekerjasama dengan guru
kelas/guru pembimbing dalam hal pengembangan program bersama/terpadu
c.
Pengawasan
Pengawasan bimbingan baik secara
teknis maupun administratif diperlukan untuk
menjamin terlaksananya layanan bimbingan secara tepat yang berfungsi: memantau, menilai, memperbaiki, meningkatkan
dan mengembangkan kegiatan layanan
bimbingan di Sekolah Dasar. Pengawasan dilaksanakan dari tingkat nasional di Direktorat Pendidikan Dasar, wilayah di
Seksi Pendidikan dasar, kabupaten dan kecamatan
berada pada penilik TK/SD.
d.
Sarana dan Prasarana
1.
Alat Pengumpul Data
Seperti format-format, pedoman observasi,
pedoman wawancara, angket, catatan harian, daftar nilai prestasi belajar, kartu
konsultasi.
2.
Alat Penyimpan Data
Seperti: kartu pribadi, buku pribadi, map
dan sebagainya
3.
Perlengkapan Teknis
Seperti: buku pedoman/petunjuk, buku
informasi(pribadi-sosial pendidikan dan karier), paket bimbingan (pribadi,
belajar dan karier)
4.
Perlengkapan Admnistratif
Seperti: blanko surat, agenda surat,
alat-alat tulis dan sebagainya.
a.
Ruang bimbingan
b.
Guru bisa juga menggunakan ruang
perpustakaan untuk berkonsultasi. Idealnya,
ruangan bimbingan terdiri atas ruang tamu, ruang konsultasi, ruang
diskusi, ruang dokumentasi dilengkapi meja, kursi, lemari, papan tulis, rak.
e.
Anggaran Biaya
Diperlukan untuk menunjang kegiatan
layanan bimbingan seperti biaya surat menyurat, transportasi, penataran,
pembelian alat.
f.
Kerjasama
1.
Kerjasama dengan pihak di dalam
sekolah
Kerjasama
ini antara lain guru kelas dengan guru mata pelajaran lainnya serta tenaga
administrasi sekolah.
2.
Kerjasama dengan pihak di luar
sekolah
Kerjasama
ini antara lain orang tua murid, Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3),
organisasi profesi, Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI), puskesmas,
psikolog, lembaga pemerintah dan swasta serta organisasi kemasyarakatan yang
relevan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Layanan dasar bimbingan berfungsi
sebagai pengembangan karena merupakan upaya menyiapkan isi bimbingan secara
sistematik bagi seluruh murid. Layanan tersebut meliputi layanan responsif,
layanan perencanaan individual, dan pendukung sistem.
Tugas
pokok guru di sekolah dasar dalam melaksanakan bimbingan adalah: menyusun
program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan
bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam
program bimbingan terhadap peserta didik yang mejadi tanggung jawabnya.
Keterpaduan program bimbingan dalam KBM perlu mempertimbangkan aspek
program, aspek ketenagaan, aspek prosedur/teknik dan daya dukung lingkungan.
Untuk melaksanakn program layanan bimbingan, maka diperlukan organisasi dan
administrasi bimbingan di sekolah yang bersangkutan.
3.2 Saran
Kita sebagai calon guru hendaknya memahami
dengan baik mengenai manajemen pendukung sistem bimbingan di sekolah dasar serta
mempelajari lebih banyak lagi mengenai program layanan bimbingan.
DAFTAR PUSTAKA
Kartadinata, Sunaryo dkk. 1998. Bimbingan
di Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah dasar (Primary School Teacher
Development Project).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar