3456

3456
Lawang Sewu

Tugu Muda Semarang

Selasa, 24 Juli 2012

Mengharapkan Lahirnya Guru yang Profesional


Chapter Profesi Pendidikan
“Mengharapkan Lahirnya Guru yang Profesional”




Dosen Pengampu :
Dr. Osa Juarsa, M.Pd

Disusun oleh:
ZENDRO HAREFLEN
A1G010044

Tingkat IV A


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012




KATA PENGANTAR

Assalamualaikum,Wr Wb
Alhamdulillah, Hanya dengan pertolongan Allah SWT dan Rasa syukur kepada allah SWT, telah memberikan kesehatan kepada saya Zendro Hareflen, hingga saya mampu menyelesaikan tugas Profesi Pendidikan yang dibimbing oleh dosen kami Dr. Osa Juarsa, M.Pd. Berkat dosen kami, saya selaku penulis mendapatkan judul yang paling menakjubkan, karna dari awal saya membaca hingga menulis dan terbitnya chapter ini saya merasa menjadi orang yang paling menakjubkan. Kenapa demikian? Karna saya selaku penulis dari awal mengambil judul chapter dari buku Guru yang menakjubkan. Buku ini ditulis oloh Imam Musbikin diterbitkan oleh Buku Biru dan judul chapter saya ambil dari Bab 4 “Mengharapkan Lahirnya Guru-Guru yang Profesional”.  Shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada arwah Nabi Muhammas SAW, sahabat dan keluarga beliau. Amin
Chapter ini Mengharapkan Lahirnya Guru-guru yang Profesional. hal ini Dilakukan untuk menyempurnakan penyusunan dan penulisan hingga sekaligus bantuan pedoman untuk penulisan.
Dengan terbitnya chapter Mengharapkan lahirnya guru-guru yang pr ofesional, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan  semua orang yang mungkin sempat membaca dan bisa memanpaatkan chapter ini dengan baik. Harapan saya kedepannya semoga pelajaran ini sangat bermanpaat bagi diri saya dan orang banyak. Saya sebagai pernulis juga hanya manusia biasa, maka dari itu kritikan serta saran dan masukannya sangat diharapkan. Semoga sukses. Amin…!

                                                                                             Bengkulu,     Juni 2012  
                                                                                                            Penulis


                                                                                                ZENDRO HAREFLEN



 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang masalah
      Dimana yang telah kita ketahui bahwa Manusia adalah mahluk sosial, dia tak pernah bisa berdiri sendiri, begitu pula dengan guru juga membutuhkan teman, sahabat berbagi tentang persoalan profesional yang dihadapi di kelas, di sekolah dan di lingkungan kerjanya.  Guru perlu terus merawat irama kerja dan motivasi profesionalnya lewat pertemuan dengan sesama guru yang konsen terhadap sikap dan kualitas profesionalnya.
      Suatu bangsa diperlukan pendidikan yang bermutu, karena itu pendidikan yang bermutu membutuhkan guru yang profesional. Sertifikasi Guru merupakan langkah awal menuju pembentukan guru yang lebih profesional, setelah peroleh sertifikasi guru perlu lebih terbuka, mengasah diri terhadap perkembangan yang terjadi di sekitarnya.
      Perhatian Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dalam hal kesejahteraan dan sarana pendidikan terus tumbuh dan meningkat, sementara perhatian terhadap pengembangan kualitas profesional guru belum cukup. Mengingat jumlah guru dan cakupan kompetensinya yang sangat banyak dan beragam.
      Sehinggah di lingkup pendidikan yang terkecil yaitu sekolah, guru memegang peranan yang amat penting dan strategis. Kelancaran proses seluruh kegiatan pendidikan terutama disekolah, sepenuhnya berada dalam tanggung jawab para guru. Guru adalah seorang pemimpin yang harus mengatur, mengawasi dan mengelola seluruh kegiatan proses pembelajaran di sekolah yang menjadi lingkup tanggung jawabnya.
      Dalam menghadapi tuntunan situasi perkembangan zaman dan pembangunan nasional, sistem pendidikan nasional harus dapat dilaksanakan secara tepat guna dan hasil guna dalam berbagai aspek dimensi,jenjang dan tingkat pendidikan. Keadaan semacam itu pada gilirannya akan menuntut para pelaksana dalam bidang pendidikan diberbagai jenjang untuk mampu menjawab tuntutan tersebut melalui fungsi-fungsinya sebagai guru.
      Guru memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam upaya membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa dalam kerangka pembangunan pendidikan di Indonesia. Tampaknya kehadiran guru hingga saat ini bahkan sampai akhir hayat nanti tidak akan pernah dapat digantikan oleh yang lain, terlebih pada masyarakat Indonesia yang multikultural dan multibudaya, kehadiran teknologi tidak dapat menggantikan tugas-tugas guru yang cukup kompleks dan unik.
      Oleh sebab itu, diperlukan guru yang memiliki kemampuan yang maksimal untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan diharapkan secara berkesinambungan mereka dapat meningkatkan kompetensinya, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, maupun profesional. Profesional artinya dilaksanakan secara sungguh- sungguh dan didukung oleh para petugas secara profesional. Petugas yang profesional adalah petugas yang memiliki keahlian, tanggung jawab, dan rasa kesejawatan yang didukung oleh etika profesi yanng kuat. Untuk menguji kompetensi tersebut, pemerintah menerapkan sertifikasi bagi guru khususnya guru dalam jabatan. Penilaian sertifikasi dilakukan secara portofolio.
      Sejumlah penelitian membuktikan bahwa guru yang profesional merupakan salah satu indikator penting dari sekolah berkualitas. Guru yang profesional akan sangat membantu proses pencapaian visi misi sekolah. Mengingat strategisnya peran yang dimiliki oleh seorang guru, usaha-usaha untuk mengenali dan mengembangkan profesionalisme guru menjadi sangat penting untuk dilakukan.
1.2  Rumusan Masalah
Untuk memudahkan penulis dalam menyusun makalah yang berjudul Mengharapkan Lahirnya Guru yang Profesional, maka penulis merumuskan beberapa permasalahan. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
A.      Guru yang Baik itu Terlahir, Bukan Dibentuk
B.      Diharapkan Lahir Guru-Guru Frofesional
C.      Mengapa Kita Butuh Guru Profesional?
D.     Bagaimana Tipe Guru yang Profesional?
E.      Beberapa Cara Membentuk Guru yang Profesional
Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Propesi Pendidikan,juga untuk menambah wawasan kita mengenai profesionalisme guru, dan diharapkan kita akan menjadi calon guru yang profesional dan menakjubkan.




BAB II
PEMEMBAHASAN
DARI BUKU
MENGHARAPKAN LAHIRNYA GURU-GURU YANG PROFESIONAL
“Pendidik (guru) akan berhasil menjalankan tugasnya apabila memiliki pikiran kreatif dan terpadu serta mempunyai kompetensi professional religious.”
(Prof. Dr. H. Muhaimin, MA.)
Disini saya akan membahas tentang suatu harapan sebuah negara, bangsa, dan rakyat untuk kemajuan pendidikan di Indonesia khusususnya profesi guru perlu dikembangkan oleh karna itu timbul pertanyaan saya mengapa kita perlu mengharapkan lahirnya Guru-Guru yang Profesional?. Saya juga pernah mendengar tentang kompetensi professional,bahkan yang ini lebih menakjubkan. Adapun yang menakjubkan,yaitu maksut dari kompetensi professional religious sebagaimana yang telah tersebut di atas (Prof. Dr. H. Muhaimin, MA.) adalah kemampuan untuk menjalankan tugasnya secara professional. Artinya, mampu membuat keputusan keahlian atas beragamnya kasus serta mampu mempertanggung jawabkanya berdasarkan teori dan wawasan keahliannya dalam perspektif Islam.
Firman Alah Swt.:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentang hal itu, (karena) sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan ditanya.” (QS. Al-Israa’[17]:36).
2.1 Guru yang Baik itu Terlahir, Bukan Dibentuk
     Dalam sejarah Islam tercatat sebuah nama yang sangat popular, yaitu Zaid bin Tsabit Ra., yang dikenal sebagai pencatat wahyu Ilahi yang diterima Nabi Muhamad saw. Ketika itu. Nabi Saw. Melihat bahwa Zaid adalah seseorang yang berbajkat dalam menguasai bahasa, sehingga beliau mendorongnya untuk belajar bahasa Yahusi dan Bahasa Suryani.
Kisah Zaid ini dapat ita simak dari sebuah riwayat yang dikemukakan dari sebuah riwayat yang dikemukakan oleh Abu Ya’la dan Ibnu Asakir dari Zaid bin Tsabit, dia berkata, “Ketika Rasullullah Saw. Sampai di madinah, oaring-orang menemui beliau, ‘Ya Rasulullah, ini adalah anak dari Bani Hajar, Dia telah membaca dan menghafalkan ayat-ayat yang diturunkan kepadamu sebanya 17 surat’. Maka, aku pun membacakanya dan ini membuat Rasullullah Saw. Takjub akan kemampuanku. Beliau berkata, ‘Hai Zaid, elajarilah kitab-kitab Yahudi, karena sesungguhnya aku tidak mempercayai sikap mereka terhadap kitab-kitabku.’
Aku pun mempelajarinya selama lima belas hari, hingga menguasai bahasa kaum Yahudi. Maka, aku pun menjadi penulis surat beliau untuk dikirim pada kaum Yahudi dan membacakan apa yang mereka tulis untuk beliau.”

Diriwayatkan pula oleh Abu Ya’la, Ibnu Asakir, dan bIbnu Abu Daud, Zaid bin Tsabit berkata, “Suatu hari Rasulullah saw. Bertanya kepadaku, “Apakah engkau menguasai bahaya Suryani?’ Aku menjawab, ‘Tidak.” Beliau memintaku untuk mempelajarinya, kemudian aku pun dapat menguasai bahas Suryani dalam tujuh belas hari.

      Adala pelajaran yang menarik yang bias kita ambil dari riwayat tersebut, bahwa profesi tertentu itu akan lebih mudah dikuasai oleh seseorang apabila mereka sejak lahir telah memiliki bakatnya. Dengan bakat itu, dia akan tumbuh dan berkembang menjadi ahlihnya yang sangat professional. Zaid bin Tsabit memiliki bakat ahli bahasa, karena itu dia hanya membutuhkan waktu lima belas hari untuk menguasai bahasa Yahudi dan Tujuh Belas haru untuk menguasai Bahasa Suryani. Karena bakatnya itu, kelak pada akhirnya dia menjadi ahli bahasa yang sangat professional, sekaligus menjadi pencatat Al-Qur’an.

      Contoh orang memiliki bakat, lantas diketahui gurunya, sehingga akhirnya dikembangkan secara optimal adalah Imam Bukhari, sang ahli hadits termasyhur. Pada awalnya, Imam Bukhari mempelajari Fiqh. Karena gurunya Muhammad bin Hasan melihat ada bakat lain “yang terpendam” dalam dirinya, maka beliau berkata kepadanya, “Pergi dan pelajarilah ilmu-ilmu hadists!” Imam Bukhari pun lantas mengikuti ssaran gurunya tersebut untuk mempelajari hadits. Mbelia adalah imam dari ara ahli hadits. Nama beliau pun harum dalam khasanah keilmuan bidang hadits.

      Dua ksah diatas, membuktikan bahwa sesiapa yang ingin “terjun” dalam dunia keilmuan dan profesinya, dia akan mencapai puncak kariernya apabila orang tersebut menekuni profesinya sesuai denngan bakat yang dimilikinya sejak lahir. Karena itulah, terkait dengan pembahasan kita sekarang ini maka sebenarnya guru yang terbaik bagi murid-muridnya adalah yang sejak lahir telah memiliki bakat-bakat sebagai  yang hanya dibentuk oleh lingkungan sekitar. Sebab, guru yang hanyadibentuk oleh lingkunngannya tak jarang dalam menjalankan tugasnya, hanya asal-aslan dan kurang bias mengarah pada sasaran yang dikehendaki.

      Guru yang sejak lahir telah memiliki bakat-bakat sebagai seseorang pendidik, selain mereka mudah menguasi bidang yang akan diajarkan, insya Allah juga kan memiliki kewibawan yang cukup sehingga murid dan masyarakat sekitar benar-benar akan “mengakui bedanya” meskipun dia tidak mentakan dia sebagai seorang guru. Dmikian pula dalam menyampaikan materi pelajaran, tentu akan mudah dicerna dan dipahami oleh murid-muridnya.
Lebih dari itu, apa yang disampaikannya, tiadak sebatas perkataan belaka, namun tercermin pula dalam setiap tingkah lakunya. Sehingga, baik perkataan dan perbuatanya, benar-benar bias menjadi contoh yang patut diteladani bagi murid-muridnya.

      “Hendaklah guru mengamalkan ilmuna, jangan perkataannya membohongi perbuatannya. Perumpamaan guru yang membimbing murid, bagaikan ukiran dengan tanah liat atau bayangan dengan tongkat. Bagaimana mungkin tanah liat dapat terukir sendidri tanpa ada alata untuk mengukirnya dan bagaiman mungkin bayangan akan lurus kalau bengkok tongkatnya, demikian perumpamaan al-Ghazali tentang guru yang baik, yang selaras antara ucapan dan perbuatan.

2.2 Diharapkan lahir guru-guru Profesional

            Beberapa waktu lalu, ada sekitar 1000 guru dari penjuruh tanah air yang berpatipasi dalam Konferensi Guru Indonesia pada tanggal 27-28 November 2007 di Jakarta. Sepuluh guru yang telah dipilih segera  didaulat untuk mempersentasikan makalah mereka pada sesi paripurna konfersi tersebut. Acara ini diharapkan bias memberikan warna baru bagi lahirnya guru-guru professional yang kelak bias menjadi kebanggaan masyarakat dan bangsa Indonesia.

            Kita perlu menyadari bahwa banyak guru dinegeri ini belum memiliki standar professional. Menikmati kegiatan belajar adalah penting, tetapi menjadi guru professional memerlukan sesuatu yang lain lagi. Mengajar adalah pekerjaan yang begitu sulit dan penuh tuntunan, tapi sayangnya mereka yang mempunyai profesi ini tidak dibekali pelatihan pengajaran yang memadai. Belum lagi, mereka sering kekurangan dukungan dari orang tua dan masyarakat, yang merupakan stakebolder  lain dalam dunia pendidikan nasional. Di samping peran penting mereka, para guru pada umumnya ada dirangking bawah dalam strata sosio-ekonomi, dan lebih semua dari itu, mungkin mereka kekurangan kesempatan untuk berkembang.

            Tentu saja kita gembira mendengar bahwa tujuan dari konferensi itu adalah untuk mengembangkan kemampuan,pengetahuan,serta rasa percaya diri paada guru dalam mengoplarasi pendekatan baru untuk mengajar , sebagaimana dikatakan oleh Kenneth J Cock, direktur dari Sampurna Foundation Teachers Institute yang menangani konferensi ini. Lebih lagi, kita bias belajar dari negara-negara maju tentang bagaimana cara meningkatkan kemampuan mengajar. Para guru Amerika,China,dan Jepang menyatakan bahwa mereka sengaja memilih guru sebagai sebuah profesi.

            Lantasan, pertanyaannya, mengapa mereka memilih karier dibidang pengajaran sebagai pilihan pertama? Alasan yang mendasar, karena kebudayaan di tiga negara itu menghormati mereka yang punya perhatian pada anak-anak. Gaji, kebanggaan, kondisi kerja, dan liburan musim panas dilihat sebagi hal yang kurang penting. Para guru semata-mata mencintai mengajar anak-anak.

            Memang,sebagian telah kita uraikan, bahwa guru yang baik itu adalah yang terahir, bukan guru yang dibentuk. Pengajaran yang baik terjadi jika guru mempunyai kepandaian khusus dalam mengajar murid. Ini secara umum diterima dibanyak kejuruan pendidikan, bahwa mengajar adalah seni yangtidak bias diajarkan. Dalam kaitannya dengan hal ini, diasumsikan bahwa para guru akan mendapatkan sedikit dari prlatihan tentang bagaiman untuk merancang  dan mengajarkan pelajaran yang efektif berdasarkan kebutuhan murid. Kursus-kursus dalam metode pengajaran didesain untuk melyani tujuan-tujuan yang berbeda.

            Di asia guru yang professional atau yang ideal adalah seorang penyaji yangmempunyai keterampilan. Guru yang terampil pasti berusaha keras untuk menyempurnakan resentasi dari tiap pembelajaran. Di amerika serikat, ara guru dipandang sukses jika mereka inovatif, inventif, dan orsinil. Dalam pendapat saya, guru-guru kita di Indonesia khususnya diprovinsi Bengkulu ini haruslah memenuhi empat syarat, yakni harus mampu menerangkan sesuatu hal itu yang jelas, kepekaan terhadap kebutuhan individu masing-masing murid, antusiesme mengajar di kelas, punya komitmen dan standar yang tinggi untuk murid dan sabar.
2.3   Mengapa kita butuh Guru Profesional?
            Menyangkut pertanyaan mengapa kita Butuh Guru Profesional, berangkali disini kita akan merujuk pada kasus yang terjasi pada Zaman Rasulullah Saw. Ketika beliau bersabda, “kamu sekalian lebih mengetahui tentang urusan duniamu.” (HR. Muslim dari Anas).
            Hadis tersebut mempunyai sababul wurud (sebab yang mendahului turunya hadits).  Jadi dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksut dengan hadis tersebut adalah pemahaman secara kontekstual. Jadi sebuah penghargaan terhadap keahlian profesi ataupun bidang keahlian itu sebenarnya mempunya bidang masing-masing. Kenapa demikian? Yang pastinya jawabannya karna profesi seorang guru tentunya lebih mengetahui tentang dunia pendidikan daripada para tentara dan lain-lainnya.
            Petunjuk Nabi Saw.  Tentang penghargaan terhadap keahlian profesi dan bidang keahlian itu bersifat universal. Semuanya ini menyangkut bermacam-macam keahlian profesi dan bidang keahlian diberbagai macam-macam bidang, termasuk diantaranya adalah profesi sebagai guru. Karena itu, mengapa kita sangat membutuhkan guru-guru professional? Tak lain, karena setiap biddang akan mencapai kesuksesadan kejayaan apabila ditangani oleh para ahlinya. Masalah ekonomi  akan mudah menggapai kemajuan bila ditangani oleh ahli ekonomi, masalah penyakit akan mudah diatasi oleh para dokter yang ahli dibidangnya, maslah hutan akan mudah dilestarikan oleh para ahli dibidang kehutanan, dan masalah pendidikan akan mudah mencapai tujuannya bila ditangani oleh guru-guru yang professional.
        Inilah yang terkandung dalam hadits Rasulullah Saw. Yang berbunyi:
        “Allah menurunkan penyakit dan menurunkan pula obatnya, diketahui oleh yang mengetahui (ahlinya) dan tidak akan diketahui oleh orang yang tidak mengerti.” (HR. Bukhari dan Muslim).
        “Barang siapa mengobati sedang dia tidak dikenal sebagai ahli pengobatan, maka di bertanggung jawab.” (HR. Ibnu Majah).
2.4   Bagaimana Tipe Guru yang Profesioanal?
            Guru-guru di Indonesia dituntut secara terus menerus mengembangkan kemampuan profesionalnya. Lantas, guru yang bagaimana yang professional? Dalam buku Planing for Teaching An Introduction to Education, bahwa ada delapan cirri guru professional. Pertama, adanya komitmen bahwa mengajar adalah jabatan yang lebih menjunjung tinggi nilai kemanusian daripada sekedar mencari keuntungan pribadi. Kedua, memiliki suatu tingkat pendidikan jabatan. Ketiga, memiliki kemampuan intelektual yang tinggi dan mampu memecahkan maslah berkaitan dengan profesi. Keempat, senantiasa menambah pengetahuan tentang profesi keguruan. Kelima, selalu belajar untuk mendalami keahlian khusus. Keenam, menjadi anggota organisasi profesi guru. Ketjuh, menjunjung tinggi kode etik guru. Kedelapan, memandang jabatan mengajar sebagai karier hidup.
2.5     Beberapa Cara Membentuk Guru yang Profesional

     Presiden doeharto pernah menyatakan tentang betapa pentingnya peranan guru dalam mencerdaskan dan memajkan bangsa. Ara guru harus terus meningkatkan kemampuan profesionalnya. Menurutnya guru professional adalah guru yang benar-benar menyadari peran dan tanggung jawab yang dipikulnya. Dengan majnya kehidupan masyarakat, maka makin besar pula tuntutan peningkatan profesionalisme guru.
Semakin meningkatannya akan informasi akan mempermudah masyarakat, termasuk anak didik, memperoleh pengetahuan yang diinginkannya. Maka dari itu, guru dituntut untuk memilii informasi yang makin bannyak dan makin luas agar tidak tertinggal dengan arus perkembangan masyarakat.

     Guru juga bukanlah hanya sebagai seorang tokoh yang berdiri didepan kelas untuk mengajarkan berbagai mata pelajaran, melainkan harus dapat membentuk anak didik dalam akhlaqul karimah. Maka, dalam era globalisasi ini, guru juga banyak dituntut memiliki wawasan yang cukup luas dalam berbagai segi yang merupakan cerminan dari professional.

     Semakin panjang pembahasan maslah guru, terpikir dibenak hati ini. Lantas bagaimana caranya membentuk guru yang professional ini? Atau bagaimana caranya supaya guru-guru yang belum professional dalam tugasnya menjadi guru yang professional, sementara yang sudah dianggap professional menjadi lebih professional lagi? Setidaknya, ada empat program yang yang dapat dikembangkan dalam rangka pembentukan guru professional itu. Keempat program itu adalah: (1) preservice, (2) in-service education (3) in-service training (4) on-service training.
Motivasi terhadap guru yang sudah mengajar agar dapat memperoleh pendidikan yang lebih tinggi juga perlu dilakukan; ini merupakan bagian dari program in-service education.
Salah satu tugas guru adalah melakukan pengembangan profesi, seperti penulisan karya ilmiah/karya tulis dibidang pendidikan. Suatu program yang disebut on-service training merupakan suatuatu kegiatan yang dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan berkala atau rutin diantara para guru yang mempunyai bagian sama, sehingga terjadi tukar pikiran diantara para guru itu dalam mencari alternative pemecahannya.

     Dengan merealisasikan program-program diatas serta berbagai program lainnya ditambah adanya perbaikan kondisi kesejahteraan guru, serta dilaksanakan  “formasi terbuka” (open formation) melalui kenaikan pangkat dengan angka kredit, diharapkan guru mempunyai daya kompititif dan berkeunggulan komparatif atas tugasnya. Sehingga, pada giliranya akan tercipta guru professional. Insya Allah.
Akhirnya mari kita tutup pembahasan ini kali ini dengan dua sabda Rasulullah SAW.:

Allah tidak melihat fisik dan harta kalian, tetapi Allah melihat hati dan perbuatan kalian.” (HR> Muslim, Ibnu Majah dan Ahmad)

“Beramallah (bekerjalah dengan giat) untuk (kepentingan) duniamu, seolah-olah kamu hidup selama-lamanya, dan beramallah (dengan giat) untuk (kepentingan) akhiratmu, seolah-olah kamu akan mati esok pagi (HR. Ibnu ‘Asyakir).




BAB III
PEMBAHASAN
TINJAUAN BERDASARKAN DARI SUMBER LAIN
MENGHARAPKAN LAHIRNYA GURU-GURU YANG PROFESIONAL